Minggu, 25 Maret 2012

Urip iku Urup

Artikel ini melanjutkan dari artikel Filsafat Jawa, dalam artikel ini sengaja kami kupas satu persatu filsafat Jawa yang telah lalu, sehingga harapannya dapat terbetuk artikel yang saling berkait satu sama lainnya. Selamat menikmati.

Wong urip iku tansah urup, tansah nduweni barokah marang liyan. Demikian yang sering kita dengar dari sesepuh – sesepuh kita dahulu. Kata – kata diatas adalah sebuah nasehat / petuah orang tua pada anaknya pada jaman dahulu, sekarang petuah – petuah tersebut udah jarang sekali kita dengar, apalagi di perkotaan.

Makna dari petuah diatas adalah bahwa kita sebagai manusia yang hidup di bumi ini tidak sendiri, kita hidup didunia ini bersama dengan makhluk lain dan kita hidup berdampingan. Manusia sebagai makhluk social sudah selayaknya untuk hidup saling membantu. Ini juga terkandung dalam semua hukum agama dan hukum Negara, namun demikian tidak semua manusia bisa menyadari bahwa kita sebagai manusia sebetulnya saing membutuhkan satu sama lainnya.

Wong urip iku kudu urup biasa juga di singkat dengan urip iku urup. Urip disini maksudnya hidup kita, sedangkan urup dimaksudkan dengan menyalanya semangat kita atau memberikan cahaya untuk manusia lainnya. Jadi urip iku urup bisa kita definisikan bahwa kita sebagai manusia itu harus mempunyai  manfaat bagi orang lain. Hidup kita didunia yang hanya sementara ini kita diwajibkan saling member manfaat kepada yang lain, sehingga nantinya kita bisa mendapat manfaat dari perbuatan kita selama di dunia ini.

Tidak kita pungkiri, baik dalam agama maupun kepercayaan yang dianut manusia baik jaman saat ini maupun jaman dahulu, bahwa kita hidup didunia ini hanyalah sebuah ujian untuk mendapatkan kehidupan yang kekal yang lebih baik di kehidupan berikutnya.

Dalam agama digariskan bahwa apabila kita selama hidup didunia tidak bisa memberikan manfaat yang baik bagi orang lain (berbuat amal) niscaya di akhirat kelak kita akan menuai hasilnya dengan dimasukkannya kita kedaam neraka, dan apabila kita bisa berbuat kebaikan dan member manfaat kepada orang lain, kita akan diberikan tempat yang layak, yaitu surga. Bagaimana dengan faham yang dianut oleh kepercayaan ? Sebetulnya juga sama dengan faham yang di agama, cuman berbeda kata – kata penyajiannya saja. Seperti yang sering kita dengar dari orang tua dahulu, bahwa apabila kita didunia ini bisa berbuat kebaikan, maka dikehidupan kelak kita akan mendapat kehidupan yang baik pula.

Demikian sedikit gambaran tentang urip iku urup yang bisa kami sampaikan dalam Kampung Jawa dot com. Semoga bisa menjadi referensi kita bagaimana hidup kita semestinya.

Rahayu .. Rahayu .. Rahayu….