Selasa, 27 Maret 2012

Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pengestuti



Melanjutkan artikel yang kemarin tentang Memayu Hayuning Bawana, Ambhrasta dur Angkara, kali ini akan saya coba mengupas tentang Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangestuti. Ungkapan ini merupakan salah satu ungkapan dari artikel Filsafat Jawa.

Sebuah ungkapan atau filsafat Jawa yang satu ini sering kita dengar dan kit abaca, bahkan ada yang menempel filsafat Jawa tersebut baik di dinding rumah maupun di mobil. Memang ungkapan atau filsafat Jawa ini mempunyai makna yang dalam, dimana ungkapan atau filsafat Jawa ini menunjukkan bahwa seberapapun kuat atau saktinya manusia, mereka bisa dikalahkan dengan kelembutan dan kesabaran.

Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pengestuti bisa diterjemahkan secara verbal yaitu Keberanian, Kesaktian, keangkaramurkaan dapat dikalahkan dengan kepasrahan (pangestuti) total kepada Tuhan Yang Kuasa, atau dengan kesabaran dan kelembutan. Ungkapan atau filsafat Jawa ini bisa kita temukan dalam salah satu bait dalam Serat Witaradya yang merupakan karya sastra pujangga besar dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yaitu Raden Ng. Ranggawarsita. Sekali lagi, dalam filsafat Jawa jelas – jelas mengajarkan kelembutan dan kesabaran, sehingga dalam setiap kita akan melangkah tentunya harus berpikir dan memakai perasaan.

Dalam era yang serba modern saat ini, sifat – sifat kelembutan dan kesabaran dalam kehidupan sehari-hari semakin sulit kita jumpai, kita beranggapan bahwa jaman yang serba modern ini, kita harus bersikap cepat dan lugas, sehingga seringkali kita dalam melangkah atau menentukan jalan hidup kita sering salah arah.

Banyak sudah contoh – contoh yang mengisyaratkan salah jalan dalam mengarungi hidup dalam jaman yang modern sekarang ini. Bisa kita lihat dan saksikan betapa grusa grusunya kita dalam mengambil keputusan bahkan seringkali dalam setiap kita melontarkan pendapat tanpa berpikir kedepan, yang ada hanya untuk kepentingan pribadi ataupun golongan.

Dalam filsafat Jawa, kita diajarkan untuk saling mengasihi dan tolong menolong sebagaimana ungkapan atau filsafat Jawa Urip iku Urup.

Dalam artikel ini, bisa kita trik kesimpulan bahwasanya sekuat apapun kita, sesakti apapun kita, itu akan mudah dikalahkan dengan kelembutan dan kesabaran. Semoga artikel ini dapat membawa kita lebih terbuka dalam berfikir dan lebih bisa salaing mengasihi satu sama lain, karena dengan kekerasan tidak akan bisa menyelesaikan masalah, dengan kelembutan dan kesabaran, niscaya semua permasalahan pada diri kita akan bisa terselesaikan.

Semoga.

Rahayu … Rahayu … Rahayu …