Senin, 26 Maret 2012

Memayu Hayuning Bawana, Ambhrasta dur Hangkara



Setelah kemarin memuat artikel tentang Urip iku Urup, selanjutnya akan saya coba kupas Filsafat Jawa yang kedua, yaitu Memayu Hayuning Bawana, Ambhrasta dur Hangkara. Semoga artikel yang saya coba sampaikan ini dapat diterima.

Memayu Hayuning Bawana, Ambrhasta dur Hangkara yang artinya kurang lebih melestarikan dunia dan isinya serta membasmi keangkaraan. Melestarikan dunia dan isinya yang dimaksud disini adalah kita sebagai manusia harus ikut melestarikan dan menjaga dunia serta isinya, hal ini merupakan ajakan yang bernilai tinggi, sebagaimana kita ketahui saat ini banyak sekali dilakukan pengrusakan bumi dan isinya, mulai dari penebangan hutan secara membabi buta, membuang sampah di sembarang tempat bahkan ada yang membuang sampah di sungai, sehingga hal ini menyebabkan kerusakan lingkungan. Ada lagi pabrik – pabrik yang membuang limbah beracun secara sembarangan. Tentunya itu semua membuat dunia ini semakin tidak nyaman dan aman untuk dihuni lagi. Betapa waskitanya orang – orang dahulu telah memberikan peringatan bahwa dunia dan isinya harus kita jaga kelestariannya sehingga anak cucu kita dikemudian hari masih bisa hidup dengan nyaman dan aman.

Ambhrasta dur hangkara yang berarti membasmi keangkaramurkaan, yang dimaksud disini adalah membasmi atau memerangi orang – orang yang merusak dunia dan isinya. Saat ini sudah banyak organisasi – organisasi yang bertujuan untuk melestarikan dunia / bumi ini. Dan mereka tak segan – segan untuk menuntut siapapun yang telah dengan sengaja merusak bumi. Aksi – aksi anggota organisasi cinta bumi ini kerap membuat para perusak lingkungan jengah.

Salah satu filsafat Jawa yang benar – benar membawa kehidupan manusia untuk berbuat kebajikan dengan ikut melestarikan bumi, dan yang perlu kita cermati adalah bahwasanya orang – orang jaman dahulu seolah – olah sudah tahu akan kejadian yang akan dating (masa depan). Perlu kiranya sedikit memberi ruang dan waktu untuk mempelajari lagi tentang filsafat jawa. Saya kira filsafat Jawa yang ada saat ini masih relevan dengan jaman yang serba modern ini.

Dalam penjabaran ini, saya hanya memakai logika saja, apabila ada kekurangan dan kesalahan kiranya pembaca sekalian dapat memberikan saran dan kritik.

Lestarikan bumi kita, berantas orang – orang pengrusak lingkungan.

Ingat, anak cucu kita masih membutuhkan bumi ini untuk berteduh dengan nyaman dan aman.

Rahayu… Rahayu … Rahayu ….